Kisah Viral Pemulung di Bandung, Belajar dan Ngaji di Trotoar

 


Kisah Muhammad Rais (9), pemulung yang mengerjakan tugas sekolah di trotoar viral di media sosial. Kisah pemulung yang membuat siapapun yang melihatnya terenyuh bukan kali ini saja. Sebelumnya Muhammad Gifari Akbar alias Akbar (16), juga menarik perhatian. Remaja itu mengaji di trotoar Jalan Braga.

Foto Rais viral. Dalam foto tersebut ia terlihat memegang secarik kertas ditemani dengan karung rongsok dan duduk di trotoar jalanan Alun-alun Bandung. Belakangan diketahui, Rais adalah siswa SDN 047 Balonggede Kota Bandung.
Wali Kelas 3A SDN 047 Balonggede Sri Mulyati membenarkan anak yang ada dalam foto tersebut merupakan siswanya. Rais dikenal sebagai siswa yang rajin di sekolah, hanya saja selama PJJ ini ia tidak bisa mengikuti sistem yang ada karena keterbatasannya tidak memiliki handphone.
"Alhamdulillah Rais anak yang rajin, cerdas, terbukti setiap hari ia datang ke sekolah minta belajar dengan saya. Dia bisa mengikuti walau belajar sendiri tanpa bimbingan orang tua," kata Sri saat dihubungi detikcom, Minggu (6/12/2020).
"Dia kesulitan mengikuti belajar daring karena tidak punya HP, maka saya suruh datang setiap hari ke sekolah, sudah tiga bulan," ujarnya.
Sri menaruh perhatian pada Rais sejak awal masuk di bangku sekolah dasar. Apalagi sejak awal, Rais tidak pernah menyebut tempat tinggal tetapnya.
"Memang dari masuk kelas 1 kan pihak sekolah sudah tahu, syarat masuk sekolah kan harus ada KK, sedangkan dia enggak punya karena ga tetap (tempat tinggalnya). Dia enggak punya tempat tinggal, hidupnya di emperan jalan dan ibunya sudah tua seminggu ini sakit," kata Sri.
Foto Rais viral membuat Dinsos Bandung turun tangan. Rais dan ibunya diboyong ke UPT Puskesos (Pusat Kesejahteraan Sosial). Di sana ia mendapatkan makanan dan rumah singgah serta perlindungan dari Dinas Sosial.
Kadinsos Kota Bandung Tono Rusdiantono mengatakan, ibu Rais diketahui bernama Siti (45) dari Semarang, Jawa Tengah tapi tidak memiliki KTP atau KK. Oleh sebab itu, terdapat dua pilihan yang akan dilakukan pemerintah, antara dibuatkan identitas atau dikembalikan ke Semarang.
"Menurut info, mereka sudah tidak punya Bapak dan sudah meninggal. Nanti kita tanya dan kemungkinan mana yang terbaik, apakah tetap di Kota Bandung atau dikembalikan ke Semarang dengan berbagai konsekuensi sesuai ketentuan kependudukan yang berlaku," kata Tono.
Pihaknya pun berkomitmen akan mengurus hal ini dengan serius hingga terselesaikan. "Tapi yang pasti kami akan mengurus dan menyelesaikan masalah ini, kalau perlu untuk pengembangan mereka terkait usaha mereka akan kita carikan donatur untuk bisa usaha," kata Tono kepada detikcom.
Nasib yang kurang beruntung juga terjadi pada Muhammad Gifari Akbar alias Akbar (16), remaja pemulung yang viral karena mengaji di trotoar Jalan Braga Bandung.
Perjalanannya dari Garut yang merupakan tempat asalnya, kemudian ke Bandung untuk mencari rongsok perlu menghabiskan waktu tiga hari dengan berjalan kaki. Di tengah hujan deras, ia memutuskan untuk berteduh dan membaca Al-Quran kecil yang dibawanya.
"Lagi mulung tapi hujan. Terus ngiuhan (berteduh), daripada bengong ya saya ngaji itu kewajiban. Saya nggak tahu itu difoto. Tapi mungkin yang fotonya tukang parkir di sana," kata Akbar saat ditemui detikcom di rumahnya Kampung Sodong, Kelurahan Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota, Kamis (5/11).
Setelah viral di media sosial, baik bagi Rais dan Akbar ditemukan oleh sejumlah dermawan. Aksi mulia keduanya pun mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Rais saat ini masih dalam penanganan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung dan tinggal sementara di rumah singgah Rancacili. Sedangkan Akbar kini diangkat menjadi anak ulama besar Syekh Ali Jaber dan dipesantrenkan di Cianjur, Jawa Barat.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Kisah Viral Pemulung di Bandung, Belajar dan Ngaji di Trotoar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel