“Dulu Aku Merebut Suami Orang, Sekarang Suamiku Direbut Orang” (Sebuah Kisah)
Fenomena merebut suami orang sepertinya masih hangat diperbincangkan oleh netizen. Sejumlah selebritis Indonesia yang dianggap sebagai perebut suami orang tak henti-hentinya menerima hujatan.Tak mau makin banyak wanita yang tidak mengetahui ‘posisinya’ hingga berani merebut lelaki yang berstatus milik orang, banyak akun Instagram membagikan video dan kisah soal balasan yang diterima oleh wanita yang merebut suami orang.
Kali ini sebuah kisah nyata yang dialami oleh seorang perempuan mantan aktivis kemanusiaan dari Kota Malang
Kehidupan percintaan yang rumit, membuat dirinya menikahi seorang lelaki yang sudah beristri. Namun tak disangka setelah ia berhasil berumah tangga dengan lelaki tersebut, kejadian tak terduga harus ia alami.
Netizen yang membaca kisah nyata ini pun setujubahwa karma memang ada, apapun yang kamuapun yang kamu perbuat, kamu akan menuai hasilnya.
Kisah ini dituliskan oleh Yasin bin Malenggang untuk rubrik #Spinmotion di Vemale dotcom dan menjadi viral di kalangan netizen.
Simak kisah lengkapnya berikut ini.
“Dulu Aku Merebut Suami Orang, Sekarang.. Balasan yang Sama Datang”.
Simak kisah lengkapnya berikut ini.
“Dulu Aku Merebut Suami Orang, Sekarang.. Balasan yang Sama Datang”.
Siapapun pernah ingin bunuh diri, setidaknya sekali dalam hidupnya. Dan itupun kualami sekitar 10 tahun yang lalu, saat aku sebagai seorang gadis di usia puncaknya berhadapan dengan orang tua yang terlalu over protective, mengatur dan di mataku hanya ingin menang sendiri dan ‘not to m
ention’ kepala batu. Terutama ayahku.
ention’ kepala batu. Terutama ayahku.
Dalam kegalauan karena gagalnya kisah-kisah percintaan dan perjodohanku karena campur tangan orang tuaku, aku nekat untuk mengakhiri hidup dengan caraku. Aku mendaftarkan diri menjadi relawan untuk organisasi kemanusiaan yang memiliki program khusus di daerah konflik dan rawan
Hal ini kusengaja selain sebagai bentuk protesku kepada ayah dan ibuku, juga untuk menyelesaikan hidup penuh frustasiku dengan harapan ada sebutir peluru yang mampir ke kepalaku atau sebilah parang yang bisa mengakhiri hidupkngakhiri hidupku.
Sebuah pemikiran ekstrim untuk seorang gadis di usiaku yang belum mencapai 30 tahun saat itu. Namun itulah yang terjadi karena akumulasi kekecewaan sekaligus kemarahanku kepada ayah dan ibuku.
Singkat cerita aku meninggalkan orang tuaku dan keluargaku di Pulau Jawa. Selepas wisuda sarjana di bidang medis, aku mulai berpetualang dengan tim relawan dimana aku ditunjuk sebagai koordinatornya
Di daerah konflik yang aku datangi, tugas kami hanyalah berkisar di antara masalah kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan hal-hal lain yang bersifat sosial dan kemanusiaan.
Untuk memperlancar komunikasi dan mencairkan interaksi dengan penduduk asli, kami dipandu oleh seorang pemuda lokal yang di mata masyarakat sesama sukunya, adalah pemuda yang disegani dan cukup terpandang bukan saja karena garis keturunannya yang berasal dari seorang ‘panglima perang’ sukunya, namun juga karena kecerdasannya yang didapatkan saat menjadi aktivis di beberapa organisasi lokal kedaerahan yang diikutinya
Belum ada Komentar untuk "“Dulu Aku Merebut Suami Orang, Sekarang Suamiku Direbut Orang” (Sebuah Kisah)"
Posting Komentar